Anak Nakal, Salah Anak?

Beberapa hari terakhir, banyak saya didatangi orang tua yang mengeluhkan kenakalan anaknya. Tiba-tiba sang bocah yang mulai menginjak dewasa tidak lagi ikhlas mengikuti nasehat orang tuanya. Tidak seperti dulu, ia manut dan rajin ibadah.

Tapi kini, tetesan air mata keluar dari orang tua. Si anak yang gadis ini mulai bergaul dengan teman, yang tidak disukai orang tua. Bahkan si teman dituduh memberikan pengaruh buruk kepada si anak. Karena saat ini si anak sudah berani untuk menginap di luar rumah, meski tidak diizinkan orang tua.

Benarkah?

Untuk menyelesaikan masalah ini tentu, tidak saja dilakukan dengan ruqyah syari’yyah. Tapi sangat penting di sini adalah mencari titik temu antara ibu, anak dan ayah. Selama ini anak mungkin mau mendengar apa kata orang tua karena ia belum menemukan jatidirinya. Dalam proses pencarian, sampai pada suatu masa anak ingin mandiri dan menentukan nasibnya sendiri.

Di saat ini, anak perlu bimbingan bukan kekangan. Semakin dikekang anak akan melawan seperti yang berlaku pada hukum archimedes: air yang ditekan akan memberikan penolakan sebesar tekanan yang diterima.

Nasehat yang baik, pendidikan Agama, akhlak dan kepercayaan pada anak serta tauladan dari orang tua kepada anak menjadi kunci selesainya persoalan ini. Ruqyah Syar’iyyah hanya salahsatu instrumen untuk mendekatkan anggota keluarga ke pada Allah SWT, karena nakal itu bukan semata kesalahan anak, tapi juga karena kekeliruan orang tua mendidik anak. Wallahu’alam

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.